Hujan Esok Hari
Seperti malam-malam kemarin
yang acuh selimuti dingin
masih saja aku menerkam sepi
melahap mereka penuh benci
Kuganti dengan sunyi
lubang-lubang dalam hati
Benci aku dengan kecemasan
ketika darah menantang kehausan
Adakah nurani diam-diam tersimpan
terkapar meminta satu kali kesempatan
untuk membuktikan suatu keberadaan
Sepertinya yang tersisa hanya kekosongan
Merintih sendiri menunggu mati
terlalu pengecut untuk bunuh diri
Dunia lebih indah ketika mengusang
atau biarkan ia benderang terbakar jadi arang
Bila aku menghilang kini
takkan ada yang mencari
Rindu kan pasrahkan hati
melupakan hujan esok hari
Tinta Angkara
Negeri Saba, 7 Juni 2019