001
MODIFIKASI HATI
tiada lagi mulut menghina
angkuh merusak jiwa
melukai hati
hancurkan mimpi
tak kau butuhkan tangan
untuk menyakiti angan
menampar kenikmatan
yang tulus kuhaturkan
mawar cerminan rasa
pada setiap kuncupnya
kuberikan padamu
kau injak tanpa ragu
telah aku dapatkan
kini, tergapai keinginan
engkau seperti yang kumau
takkan mampu lagi sakitiku
sedikit modifikasi
biar kau tak kembali
menyia-nyiakan tubuhmu
selain pada diriku
ini persembahan untukmu
cinta yang selama ini kurindu
indah gemulai wanita pujaan
telah kusempurnakan
tanpa anggota badan
tiada lagi kebencian
semoga engkau menikmati
ketika kuiris berkali-kali
potongan demi potongan
hasrat kita tersampaikan
kau ciptaanku
sebagai pemuas nafsu
bercintalah denganku
kekasihku
Negeri Saba, 4 Juli 2018
Poem by Tinta Angkara
Oil Painting by Tinta Angkara
002
INSOMNIA
Tanpa kantuk
Jam dinding mengatuk
Menyiksa malam
Memperkosa diam
Aku keluar
Menerobos belukar
Menembus kabut
Sedikit takut
Mimpi yang nyata
Sadarku melihatnya
Sosok hitam berlari
Bukan teman yang kucari
Kurasa jahat mendekat
Kaki serasa lekat
Ia terlalu cepat
Bagai kilat
Mata-mata bermunculan
Menyatu dalam kegelapan
Tanpa sempat terpejam
Tak satu pun kedipan
Dalam tidur panjang
Berharap kau temukan
Mayatku bercinta
Dengan mata terbuka
Negeri Saba, 5 Juli 2018
Poem by Tinta Angkara
Oil Painting by Tinta Angkara
003
INSOMNIA 2
Resah lelapku
Seakan penuh rindu
Namun aku tak tahu
Sadarku khianatiku
Seperti mimpi
Tapi terjadi
Semua tragedi
Lelah kualami
Tidurku selalu terganggu
Oleh bisikan penuh nafsu
Menyentuh birahi
Menjadi juru pati
Ada aku yang terlalu binal
Alter ego yang tak kukenal
Menuruti kegelapan
Apapun kulakukan
Membantai manusia
Satu yang kucinta
Tak perlu lagi memendam amarah
Mimpi buruk kini … menjadi indah
Negeri Saba, 5 Juli 2018
Poem by Tinta Angkara
Oil Painting by Tinta Angkara
004
TANGISAN RINDU
pasti kan indah kehadiranmu
setelah sekian bulan menunggu
meski hanya satu kedipan mata
kurasakan hangatnya berjumpa
tak pernah kulupa
kau selalu kudamba
t’lah kubelikan semua
berharap kau suka
meski engkau tak mengenalku
belum sempat berbagi pilu
cerewet bertanya ini itu
mungkin mengganggu tidurku
atau sekedar meminta uang saku
percayalah aku tulus mencintaimu
telah kupersiapkan
demi sebuah kedatangan
tiada rasa yang serindu ibu
untukmu anak pertamaku
tak pernah letih memeriksa
tak kupedulikan biaya
kupastikan juga
berita gembira
bukan kabar buruk tentangmu
dokter bilang kau sehat selalu
hingga tiba kelahiranmu
mereka hanya tertunduk malu
kuharapkan tangisan
namun kau hanya terdiam
tetap kupeluk mayatmu
kukecup dengan pilu
Tinta Angkara
Negeri Saba, 8 Juli 2018 00.06
#Terinspirasi dari kisah nyata
005
PUISI RINDU
jangan paksa aku
menulis namamu
dalam syair rindu
senandungkan lagu
palsu
cinta
telah kulupa
kau terlalu hina
untuk kujaga
dalam jiwa
hanya ada luka
dan duka
mati
lagi
kau telah mati
bahkan dalam mimpi
kau selalu menyakiti
hati
mayat
menggeliat
terus mendekat
menyentuh tanpa sekat
enyah kau laknat!
aku
takkan mau
bercinta lagi denganmu
hanya satu nafsu
mengiris dadamu
kuberikan pada Tobu
anjingku
persetan!
pada kemaluan
kan kutikam
belati tajam
dalam-dalam
diam-diam
kunikmatkan
kematian
Negeri Saba, 10 Juli 2018
Poem by Tinta Angkara
Oil Painting by Tinta Angkara
006
KISAH SEMALAM
kunikmatkan malam
pada ranjang kutenggelam
sejenak rehat dari kemunafikan
malam ini saja tanpa beban
tanpa kekasih hati
ia begitu saja pergi
tak pernah peduli
ah, terpaksa onani
tak cukup kantuk
hasrat kian memucuk
otak dan hati berembuk
bisikan dendam menumpuk
kugali kembali
lubang mimpi
nafsu birahi
pegang kendali
kutemukan lagi
tubuhmu yang telah mati
tersenyumlah saat kugagahi
mayat yang kucintai
Negeri Saba, 13 Juli 2018
Poem by Tinta Angkara
Oil Painting by Tinta Angkara
007
AROGANSI CINTA
hening kudekap dingin
pagi ini penuh rasa ingin
terpendam sejak semalam
ketika anganmu bersemayam
jangan kau tolak lagi
pertemuan kali ini
meski tanpa belati
kan kutikam hati
yang dulu beku
merajam rindu
tak pernah kumiliki
benamkan mimpi
bukan benci
cukup menikmati
ia kan terluka
saat kau kusiksa
teteskan air mata
kehilangan cinta
indah mayat ini
kusimpan sendiri
tak cukup almari
baiknya kubagi
hingga menyengat nanti
buang tanpa peduli
Tinta Angkara
Negeri Saba, 15 Juli 2018
008
KISAH ASMARA KITA
kuciptakan rindu hanya untukmu
dari kali pertama kita bercumbu
hingga tiba pada akhir yang pilu
mengulum lidah tubuh membelenggu
kusajikan kisah asmara
untuk kita berdua
bersama bertukar rasa
kupastikan takkan terlupa
kututupi, bilur luka diri
terangkan warna gelap hati
memalsukan birahi
menjadi cinta sejati
harusnya jangan kau coba
mengungkap semua rahasia
korbanku kepada dunia
yang mati kusiksa
karena kutahu pasti
kau takkan pernah memahami
maaf bila harus kuakhiri
nyawa kita berdua
Negeri Saba, 20 Juli 2018
Poem by Tinta Angkara
Oil Painting by Tinta Angkara
009
SECAWAN AJAL
dalam sebuah cawan
darah kita satukan
simbolkan percintaan
tanpa ada perzinaan
saling menyakiti
tanpa luka di hati
sadarkan diri
tak lama lagi, mati
wahai kekasih
jangan bersedih
kan kutitipkan puisi
ketika datang malam hari
di setiap rintik hujan
ada cumbu kukirimkan
atau lewat mata bintang
rinduku bergelimang
meski habis sudah darah
yang kupaksakan tertumpah
kuminum kamu tanpa ragu
resapkan jiwamu padaku
maaf kuharus tinggal
namun cintaku tak terjual
meski jarak kita semakin terjal
tetap kunyanyikan hingga terjemput ajal
Tinta Angkara,
Negeri Saba, 10 Agustus 2018
010
DEMI WAKTU
Ingatlah
Ingatlah ketika kita putuskan untuk tidak menyerah
saat darah menghitam di bawah cahaya merekah
rembulan yang selalu engkau nyanyikan
demi membasuh rindu antara sungai waktu terbentang
Adakah hujan yang sejukkan asmara kita
atau burung-burung berkicau menggoda
Kau dan aku telah lama berjuang
sejak terlahir di tanah yang gersang
kini menjadi surga
untuk apa putus asa
kita penggal ribuan musuh bersama
satu nyawa diantara kita takkan sia-sia
selama engkau terbang, kawan
Aku akan ada diantara awan
bahkan bila kau terjatuh
kulembutkan batu yang kau sentuh
Relakan aku
Relakan demi resahku dan kamu
bantai mentari yang anggap kita tabu
gelapkan dunia seperti yang engkau mau
Kekasihku
Tinta Angkara
Negeri Saba, 27 Agustus 2018